seberkas cahaya

dua tahun ya lalu kita tak bertemu.

bahkan tiga tahun yang lalu,

sepertinya berpadu sapa saja tidak pernah.

tapi mengapa?....

semenjak pertemuan itu,

sepeti ada sesuatu yang bersinar dri wajahmu,

awalnya aku kira semua itu hanya lah halusinasi,

tapi cahaya itu hanya menyilaukan mata ku,

saat ku memandang mu saja.

mulai dari situ aku pun mencari cari

dari mana sumber cahaya itu berasal.

apakah mungkin?

apakah mungkin kau di ciptakan tuhan dari cahaya?

lalu mengapa aku bisa menyentuhmu?

dan yang aneh nya kau selalu ada dalam mimpi-mimpi ku

apakah mungkin?

apakah mungkin kau yang aku tnggu?

apakah mungkin kau mlaikat,

yang tuhan sediakan untuk ku?

peringatan

tolong jangan tanya untuk siapa kata" ini yang saya buat

melain kan anda cukup tau dan menghargai ini sebatas sajak.

jadi jgn coba" untuk bertanya untuk siapa, karena itu hak sang penulis untuk memiliki rahasia...

terima kasih

Kepergian mu

Di saat air mata...

Membasahi wajah lugumu...

Di waktu gelap

Menyelimuti hati mu

Dan ketika

Kau merindukan kasih

Kan ku relakan

Hatiku kau miliki

Dan akupun relakan

Jiwa nan ragaku untuk...

Mengasihi mu

Entah sampai kapan

Aku menjadi penghiburmu

Dan sampai kapan

Aku mengorbankan

Hatiku ini

Enough

Mengapa Ku biarkan Kau masuk ke hatiku?

Jika Kau hanya mengacuhkan Ku.

Dan mengapa Kau lama tinggal di hatiKu?

Jika Kau hanya diam dan terpaku menatapKu,

Sudah lah....

Sudah... cukup kesempatan yang Ku berikan untukMu,

untuk apa Aku berikan kesempatan,

jika Kau tidak memilih Aku, melainkan Dia...

Kemarin

Kemarin?
Apa yang terjadi kemarin?
Sungguh Aku tak inggin ... kemarin
Aku inggin mengubah hari itu.
Tapi bisa kah, dapat kah Aku merubah hari itu?
Hari itu sanggat berarti buat hidupKu
Yang Ku mau hanya hari itu

Andai Aku bisa merubah nya
Andai Aku bisa kembali ke hari itu
Andai Aku hanya sedang bermimpi

namun itu semua telah terjadi,
meskipun Ku bisa..
Aku takan pernah merubah nya.
karna itu lah yang terbaik
karna itu lah yang Kau pilih

Semua Ini salah Ku

mungkin semula aku yang salah
aku memperhatikan mu...
itu karena...
kau adalah bagian kelurga dari sahabat ku..
sahabat ku yang special...
sahabat ku yang baik...

berawal sebatas ingin melindungi...
sebatas bersahabat dan teman curhat...
namun kau memberikan hal yang lain...
kau memberikan aku seburah rasa yang berbeda...
begitu jga dgn ku...

namun yang ku inginkan kita bersahabat...
sebab sahabat itu "ABADI"...
lagi lagi aku yang salah...
aku ter lanjur mengungkapkan nya pada mu

hal yang aklu takutkan pun terjadi...
andai saja...
andai saja jika kita tetap berteman..
tapi apa yang bisa aku perbuat...
semua telah terjadi...

Aku & Teman

Suatu hari, Aku bertanaya, butuhkah aku teman?
Jika tak ada yang bisa menemaniku
Disaat ku susah, di saat ku sulit
Dan di waktuKu sulit melanjutkan Hidup

Butuhkah aku teman?
Jika tak ada yang bisa membantuKu
Untuk memusnahkan beban" ini
untuk melanjut kan hidup yang sulit ini

Butuhkah aku teman ?
Bila tak ada yang mampu menghiburku
Agar aku dapat bertahan hidup
agar aku dapat melewati cobaan ini

Butuhkah aku teman?
Bila aku Dapat melakukan nya sendiri
Aku dapat menyelesaikan nya tanpa bantuan MU
Aku bisa melanjutkan Hidup ku ini sendiri

Sedihmu sedihku

Semula ku bahagia saat kau hubungi aku.
Hati ku pun senag saat kau bercerita.
Saat kau sedih aku tarus menghiburmu.
Karena tiada kesedihan yang kau lewatkantanpa ku.
sebab kesedihan mu kesedihanku juga.
Namun tidak begitu dengan aku
Kesedihan kesedihan itu ku lewati sendiri.
apakah itu curang?...
apakah itu salah ku?
yang selalu ikut serta dalam masalah mu?

Pertama

Pertama?
Kenapa harus pertama?
Kenapa tidak ke dua,ke tiga atau ke empat?
Kenapa harus gw,bukan dia?

Pertama itu cobaan,
Pertama itu pengorbanan,
Pertama itu beban.

Pertama bukan Berarti tersayang dan terkasih.
Di saat kedua ingin berjalan,
pasti pertama yang terdepan.
Pertama pasi yang pertama di hadang,
Da yang pertama Tersesat.
itulah tugas pertama
Berkorban bagi yang di belakangnya.

Kenapa harus yang pertama?
Kenapa bukan yang ke dua atau ke tiga
bahkan, kenapa tidak ke seribu?